Seorang lelaki buta memasuki sebuah rumah makan. Amin, pemilik rumah
makan dan sekaligus berperan sebagai pelayan mendatanginya dan
menyodorkan daftar menu. "Saya orang buta dan tentu saja tidak bisa
membaca daftar menu. Tolong bawakan sendok kotor yang telah dipakai oleh
pengunjung sebelumnya dan saya akan membauinya. Dari situ nanti saya
tahu masakan apa yang enak untuk dipesan," kata lelaki buta tersebut.
Amin mengumpulkan beberapa sendok bekas pakai yang ada dan memberikannya
kepada lelaki tersebut. Ia membauinya dan akhirnya berkata, "Saya
memesan pepes ikan mas dan sayur asem." Dengan agak terperanjat Amin
mencatat pesannya. Menu itu memang menjadi favorit para pengunjung rumah
makan tersebut.
Beberapa hari kemudian lelaki buta tersebut datang lagi. Sekali lagi
ia minta sendok bekas pakai untuk dibaui, tetapi bukan yang habis
dipakai makan pepes dan sayur asem. Hanya ada satu sendok yang habis
dipakai untuk makan menu lainnya. Amin memberikannya kepada lelaki buta
tersebut
yang kemudian membauinya dan berkata, "Bau sendok ini enak juga,
sepertinya habis dipakai untuk makan ayam bakar dengan lalapan dan
sambal terasi." Amin mengiyakan dan si lelaki buta memesan makanan tsb.
Lelaki buta itu untuk ketiga kalinya datang beberapa hari kemudian.
Ia datang lebih awal ketika belum ada satupun pengunjung yang datang
sehingga tidak ada sendok bekas pakai yang bisa disodorkan. Entah dari
mana datangnya, tiba-tiba sifat iseng Amin muncul. Ia mendatangi
istrinya yang berperan sebagai tukang masak di dapur. Disodorkannya
sebuah sendok dan berkata, "Yanti, kamu usapkan sendok ini di anumu."
"Apa-apaan sih Mas?" tanya Aryanti tak mengerti. "Udahlah nurut aja,
demi kemajuan rumah makan kita," kata Amin setengah memaksa. Aryanti
menurut, mengusapkan sendok tersebut di "anunya" dan mengembalikannya ke
Amin. Dibawanya sendok tersebut ke lelaki buta yang duduk menunggu.
Begitu ia membauinya, dengan mengernyitkan keningnya, lelaki buta
tersebut berkata, "Aku tidak mengira kalau Aryanti bekerja di sini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar