Alkisah si Ucok yang batak itu kawin dengan si Rani yang jawa lugu.
Merekapun hidup di Jakarta sebagai pasangan baru. Setelah beberapa
minggu melahirkan putra pertama mereka, Ucok mendapat tugas keluar
negeri.Merasa khawatir dengan keamanan keluarganya, si Rani dia titipkan
di rumah Amangnya (Ayah Ucok) di Porsea sana. Tentu saja keputusan ini
membuat Rani senewen plus grogi. Bayangkan, Ucok aja yang udah sepuluh
tahun di Jakarta masih kental adat bataknya, nah ini harus tinggal
dimertua yang pasti batak banget, pikirnya.
"Bang, aku enggak tahu adat istiadat di sana, nanti aku salah, bisa-bisa di pecat jadi menantu", rengek Rani.
"Rani, asalkan kamu itu nurut apa kata Amang, kamu pasti tidak salah
dengan adat istiadat di sana", tegas Ucok. Akhirnya Rani pun mau juga
walaupun tiap hari gemetar takut salah ini itu, sedangkan Ucok berada di
luar negeri. Suatu hari, Rani sedang menyusui bayinya didepan Amangnya.
Melihat indahnya dada Rani, si Amang rupanya cukup tertegun juga,
sehingga diapun mengamatinya sampai selesai. Tentu saja Rani agak risih,
tapi mungkin ini adat di sini memang begitu, begitu pikirnya. Tapi kian
hari si Amang makin rajin nungguin Rani pada saat nyusuin bayinya,
bahkan makin lama makin tak berkedip. Tapi kembali Rani menghibur diri,
mungkin ini adat di sini. Tapi pada suatu saat tindakan Amang ini makin
keterlaluan, masa dia ikut netek sama Rani, bayangkan!! Akhirnya Ranipun
tak tahan setelah dua hari ini Amangnya netek sama dia, dia pun telepon
Ucok yang berada di luar negeri. Tentu saja Ucok seakan hampir meledak
mendengar berita tersebut, dia pun bergegas terbang ke Indonesia.
"Amang ! kenapa Amang tega berbuat begitu sama Istriku!!", bentak Ucok.
Si Amang dengan tenang menjawab,"Ah Ucok ! Aku menetek 2 hari sama
istrimu saja kau ribut, sedang kau netek sama istri aku 2 thn aku tak
ribut".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar