Jumat, 01 Juni 2012

WAGIYEM PERAWAN TULEN


Suatu ketika, Frans --setelah jengah mencari perawan tulen di ibu kota dan tak menemukannya-- pergi ke sebuah desa nan terpencil. Di sanalah, ia ketemu Wagiyem. Gadis desa yg masih berusia 17 th itu memang cantik.
''Apalagi, cantiknya alami, tidak dipoles salon kecantikan,'' gumam Frans.
Setelah saling melirik dan lempar senyum, mereka pun berpacaran. Frans terkesima ketika melihat Wagiyem keringatan saat dipegang tangannya. ''Wah, ini mungkin benar-benar perawan tulen, belum tersentuh tangan laki-laki,'' kata Frans dalam hati. Lalu, Frans pun ingin mencobe tulennya Wagiyem. Maka, ia pelan-pelan membuka celananya dan ''itu''-nya pun ditunjukkan ke Wagiyem. ''Dik Wagiyem, coba lihat ini apa?,'' katanya seraya merenggangkan celananya. ''Iiiiiih, uleee...rrrrrrr.....,'' Wagiyem menjerit tertahan sambil menutup matanya.
Wajah Frans terlihat sumringah. ''Wah, ini benar-benar perawan tulen. Belum pernah melihat 'burung'-nya lelaki. Masak, 'burung' dikira uler,'' pikir Frans. Ia pun terseyum. Lalu, Frans menjelaskan, ''Dik Wagiyem, ini bukan uler. Ini 'burungnya'' lelaki.''
''Ah, yang itu sih uler, Mas. Punya Omm Joni jauh lebih besar, kok.''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar